3.31.2008

The Marching March v3.0


March #3: Amazing March

Sebuah kalimat yang mengawali hari kebebasan terhadap tekanan soal-soal yang tidak imajiner kali ini adalah “Cukup sudah yang serius-serius!”. Meskipun dalam kuantitas yang kecil, mereka benar-benar membuat pusing! Deadline yang teramat sempit, ditambah proposal-proposal yang harus tepat waktu, sangat memabukkan! Belum lagi persiapan menuju first day exam. Belum lagi ini... Belum lagi itu... Belum, belum, belum... (semakin mengulang-ulang kata “belum”, tiba-tiba saya merasa aneh dan asing terhadap kata “belum”. Kenapa “belum” artinya “belum”?) Aarrgghh! Dentuman-dentuman bak meriam yang menghantam itu benar-benar merupakan penyeimbang bagi keadaan yang sebaliknya. Harga yang pantas untuk membayar semua keberuntungan di bulan ini.

Tetapi, di luar itu semua, Maret ini adalah gudangnya kejadian-kejadian yang terjadi secara menakjubkan. Bahkan untuk memastikan ini semua adalah fakta atau fiktif di hidup gue, agak cukup sulit. Berikut terlampir rinciannya berdasarkan urutan hari kejadian.

Pertama, di bulan inilah akhirnya (setelah hampir setahun ini menggunakan busway) gue berhasil sampe di halte Pasar Rebo sebelum 07.00 AM. Padahal hampir setiap harinya (kecuali di saat ber-KRL ria pada siang hari), gue membuka pagar rumah dan berjalan keluar menuju jalanan sekitar 06.05 AM (terkadang sekitar 05.50 AM malah!). But, it took more than an hour to get me there! Gila, tua di jalan gue! Tapi hari itu, meskipun berangkat sekitar jam 6, gue berhasil membayar tiket IDR2000 pada 06.58 AM. Nyaris! (Sekedar informasi, tarif pukul 05.00 s.d. 07.00 AM adalah IDR2,000, dan 07.00 AM s.d. 10.00 PM adalah IDR3,500. Bukannya apa-apa, tapi gue pengen aja mengoleksi tiket IDR2,000 yang berwarna lebih “nge-jreng” itu untuk dipamerkan kepada teman-teman busway-er gue yang nggak bisa datang pagi. Wahahahaha! Norak).

Kedua, di hari-H ujian Titut, untuk menghindari telat, gue berangkat pukul 05.35 AM. Alhasil, pembayaran IDR2,000 untuk tiket itu kembali terjadi (wahahaha!). Ditambah lagi, hari itu bus dalam keadaan kosong-hampir-melompong!. Tidak bisa dipercaya. Ditambah lagi, bus (yang tidak tertulis “PGC-Ancol” di kaca depannya) itu melenggang kangkung begitu saja ketika sampai di Kampung Melayu, dan langsung tancap gas menuju Senen. Yihaa! Lebih tidak bisa dipercaya (P.S: Buat ibu-ibu di sebelah kanan depan saya waktu itu, maaf ya Bu, boleh kan saya norak sekali-sekali dan pengen duduk terus sampe turun... Sekali lagi, maafkan saya... Nggak lagi-lagi deh. Suerr!).

Ketiga, di ujian hari kedua, percaya atau tidak, tapi soal MPK di depan gue waktu itu adalah (benar-benar) tesis yang sama yang pernah gue baca seminggu lalu. Nande kore?!

Keempat, secara mendadak, album “Across The Universe: Music From The Motion Picture” pun datang dengan sendirinya dengan perantaraan seorang teman (thanks a lot, Phan!).

Kelima, jaket Johnny Walker yang gue idam-idamkan selama ini akhirnya tiba dalam genggaman (baca FHM edisi April 2008).

Keenam, hal terakhir, the very surprising thing is... aku berhasil menemukan dia! Dia yang selama ini menghilang dan tak terdeteksi. I just can’t believe it! Yah, paling tidak kita sekarang sudah terhubung. Itu saja sudah cukup. Secara statistik, kemungkinan hal ini terjadi adalah sejuta banding satu! Sulit dipercaya. Tapi, mengingat pencarian virtual tiada henti yang telah berlangsung, ternyata data statistik itu secara langsung melakukan pembenaran terhadap probabilitas yang ada. Terima kasih kepada mesin pencari itu. Didn't I tell you everything is possible in this déjà vu? Well, you better believe it.

No comments: